TUBERCULOSIS
“Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Pelajaran Pengantar ilmu penyakit” (PIP)
Disusun Oleh :
Fikri Amalia
Melva Destriantry A
Vera Yuliani
Kelas : XI Perawat Medis A
SMK
KESEHATAN BHAKTI KENCANA CIMAHI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan Taufik dan Hidayah serta kesehatan
kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Serta
shalawat serta salam akan tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan juga
sahabat-sahabat-Nya.
Kami
sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bpk. Kosasih
Wikartamanggala yang telah memberi dukungan dan membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Makalah
ini memuat topik tentang penyakit TUBERCULOSIS
serta tanda dan gejala penyakit TBC dll.Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang penyakit kanker. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis untuk menambah pengetahuan
dan keahlian yang dapat berguna di masa yang akan datang.
Bagaimanapun
juga, tiada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini.Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT
selalu meridhai segala usaha kita.Amin.
Penulis
01 november 2012
Daftar isi
Kata
pengantar ...............................................................................................i
Daftar
isi .........................................................................................................ii
Bab I .................................................................1
Pendahuluan
.....................................................................................................1
1.1
Latar belakang
....................................................................................2
1.2
Tujuan
...................................................................................................2
1.3
Rumusan masalah
................................................................................2
1.4
Manfaat ................................................................................................2
1.5
Sistematika pembahasan
..................................................................2
bab II.................................................................3
Tinjauan
teori
..................................................................................................3
2.1
Definisi ........................................... ...........................................................3
2.2
Etiologi ........................................... ...........................................................3
2.3
Patofisiologi ..............................................................................................4
2.4 Tanda
dan gejala
......................................................................................5
2.5
Penatalaksanaan .......................................................................................6
Bab III
..............................................................9
Asuhan
keperawatan
......................................................................................9
3.1
Diagnosa keperawatan ............................................................................9
3.2
Perencanaan
.............................................................................................10
KESIMPULAN
................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA
......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang
menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis dan penyakit ini bisa
menular melalui, batuk yang mengeluarkan percikan dahak, bersin. Pada
tahun 1993, WHO telah mencanangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis di
dunia, karena pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis
menjadi tidak terkendali. Di Indonesia sendiri, penyakit tuberkulosis merupakan
masalah kesehatan yang utama. Pada tahun 1995, hasil Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT), menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab
kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernafasan pada semua kelompok umur.
Di Indonesia sendiri, menurut
Kartasasmita (2002), karena sulitnya mendiagnosa tuberkulosis pada anak, maka
angka kejadian tuiberkulosis pada anak belum diketahui pasti, namun bila angka
kejadian tuberkulosis dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis
pada anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan
BTA positif akan menularkan pada 10-15 orang dilingkungannya, terutama
anak-anak.
Lingkungan
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan manusia.
Lingkungan, baik secara fisik maupun biologis, sangat berperan dalam proses
terjadinya gangguan kesehatan masyarakat, termasuk gangguan kesehatan berupa
penyakit tuberkulosis pada anak (Notoatmodjo, 2003). Oleh karena itu kesehatan
anak sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, baik secara fisik, biologis,
maupun sosial.
Lingkungan
rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh nesar terhadap
status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rumah
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman tuberkulosis.
Kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai beberapa hari hingga
berminggu-minggu tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang
baik, kelembaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni rumah.
1.2
TUJUAN
a.
TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui asuhan keperawatan
pada klien TBC, untuk mengetahui gejala-gejala dari penyakit sehingga
masyarakat bisa mengantisipasi, dalam kehidupan sehari-hari selain itu makalah
ini juga bisa menjadi bahan bacaan bagi semua kalangan.
b.
TUJUAN KHUSUS
1.
Megetahui ciri-ciri klien TBC dengan
melakukan pengkajian keperawatan
2.
Mengetahui intervensi keperawatan pada
klien dengan TBC
3.
Mengetahui tindak lanjut intervensi
dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
4.
Mengetahui bagaimana cara penanggulanga
peyakit TBC
1.3
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertia Tuberculosis ?
2.
Bagaimana etiologi TBC ?
3.
Bagaimana patofisiologi TBC ?
4.
Apa tanda dan gejala TBC ?
5.
Bagaimana penatalaksanaan TBC?
6.
Bagaimana diagnosa keperawatan TBC ?
1.4
MANFAAT
1.
Untuk mengetahu definisi dari TBC
2.
Untuk mengetahui penyebab dari TBC,
baik dari tanda, gejala, patofisiologi, etiologi, penatalaksanaan, asuhan
keperawatan dan patofisiologi dalam tubuh.
1.5
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Makalah
ini berisikan cover pada bagian pertama, dan kata pengantar pada bagian halaman
kedua. Dan di BAB 1 pendahuluan berisikan; latar belakang, rumusan masalah,
manfaat, sistematika pembahasan. BAB II berisikan; peninjauan teori, definisi,
penyebab atau etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala serta penatalaksanaan.
BAB III asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan dan perencaaan. Dan berisi
kesimpulan dan daftar pustaka.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1
DEFINISI
Penyakit TBC atau yang biasa dikenal sebagai Tuberkulosis
merupakan suatu penyakit infkesi kronis atau menahun dan menular yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberklosa yang dapat menyerang siapa
saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Namun sesuai fakta yang ada bahwa
penderita penyakit TBC lebih banyak menyerang pada usia produktif yang berkisar
antara 15-35 tahun. TBC juga merupakan penyakit yang menular melalui udara dan
biasanya bakteri mikobakterium tuberkulosa terbawa pada saat seseorang batuk
lalu mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri ini masuk dan terkumpul dalam
paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak secara cepat.
2.2
ETIOLOGI
Penyebabnya adalah kuman
microorganisme yaitu: mycobacterium tuberculosis dengan ukuran panjang 1-4 UM
dan tebal 1.3-0.6 UM termasuk golongan bakteri aerobgram positif serta tahan
asam atau basil tahan asam. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan (basil tahan asam). Kuman TB cepat
mati dengan sianar matahari langsung tetapi bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dominan
selama beberapa tahun. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB BTA positif
kepada orang yang berada disekitarnya, terutama kontak yang erat TBC
merupakan penyakit yang sangat infensius. Seorang penyakit TBC dapat menularkan
penyakit kepada 10 orang disekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3 penduduk saat
ini telah terinfeksi mycrobacterium tuberculosis.
·
Disebabkan oleh bakteri mikobakterium tuberklosa
yang berbentuk batang bersifat tahan asam . Sejenis kuman yang berbentuk batang
denagn ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm. sebagian besar kuman
terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid ini adalah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman ini tahan
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan-tahan dalam
lemari es).
·
mudah menyerang orang-orang yang hidup dalam lingkungan tidak sehat
·
lingkungan yang
lembab,
·
kurangnya sirkulasi
udara dlam ruangan
·
kurangnya sinar matahari dalam ruang
2.3
PATOFISIOLOGI
Penularan TBC terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersikan sehingga
penyebaran kuman keudara dalam bentuk droplet (percikan darah). Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada/tidaknya
sinar ultraviolet, ventilasi dan kelembaban. Dalam suasan yang gelap dan lembab
kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahakan berbulan-bulan, bila partikel
infeksi ini terisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian
partikel ini akan berkembang dan bisa sampai puncak apeks paru sebelah
kanan/kiri dan dapat pula keduanya berpindah dengan melewati pembuluh limfe.
Setelah itu, infeksi akan menyebar melalui sirmulasi, yang pertama terangsang
adalah: limfokinase yang dibentuk lebih banyak untuk merangsang makrofag,
berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah makrofag. Karena
fungsinya adalah membunuh kuman/basil, apabila proses ini berhasil dan makrofag
lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuh akan meningkat. Tetapi
apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang di dalam
jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel. Tuberkel lama-kelamaan akan
bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama tumbuh permajuan di
temapat tersebut. Apabila jaringan nerkosis dikeluarkan saat penderita batuk
yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaploe).
2.4
TANDA DAN GEJALA
1.
Tanda
-
Penurunan berat badan
-
Anoreksia
-
Dispneu
2.
GEJALA
a.
GEJALA UMUM
-
Mudah mengalami demam,dengan demam yang
tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama.
- Sering berkeringat
pada malam hari.
- Gampang terkena
influenza dan bersifat hilang timbul.
-
Perasaan
terasa lemah, lesu
-
Turunnya berat badan dan kurang nafsu makan
-
Batuk-batuk
lebih dari 3 minggu dan kadang-kadang juga disertai dengan darah.
-
Dahak bercampur darah.
-
Sesak napas dan rasa nyeri dada
b.
GEJALA KHUSUS
-
Tergantung
dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai
sesak.
-
Kalau
ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
-
Bila
mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
-
Pada
anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis
(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
2.5
PENATALAKSANAAN
1.
Pengobatan
Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis
adalah eradikasi cepat M.Tuberculosis, mecegah resistensi dan mencegah
terjadinya komplikasi.
JENIS DAN DOSIS OBAT :
a.
Isoniazid
(H)
Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat
bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman
yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis
perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi
dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat
berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat
diteruskan sesuai dosis.
b. Rifampisin
(R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh
kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual,
reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau
jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga
atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena
proses metabolism obat dan tidak berbahaya.
c. Pirazinamid
(P)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh
kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid
adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d. Streptomisin
(S)
Bersifat bakterisid, efek samping dari
streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang
berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e. Ethambutol
(E)
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan
penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan
hijau, maupun optic neuritis.
2. Pembedahan
Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil,
yaitu dengan mengangkat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk
memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa
tuberculosis atau untuk reseksi bagian paru yang rusak.
3. Pencegahan
Menghindari kontak dengan orang yang
terinfeksi basil tuberkulosis, mempertahankan status kesehatan dengan asupan
nutrisi adekuat, minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika
pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian
imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil
tuberkulosis virulen.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ø Bersihan
jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Ø Kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Ø Perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi
spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
Ø Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer,
penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.
Ø Kurang
pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan
infornmasi kurang / tidak akurat.
3.2
PERENCANAAN
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
PERENCANAAN
|
1
|
Bersihan jalan napas tak efektif
berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
|
Kebersihan
jalan napas efektif.
Dengan
Kriteria Hasil :
? Mencari posisi yang nyaman yang
memudahkan peningkatan pertukaran udara.
? Mendemontrasikan batuk efektif. ? Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi. |
1.
Jelaskan
klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan
sekret di sal. pernapasan.
2.
Ajarkan
klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
3.
Napas
dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
4.
Lakukan
pernapasan diafragma.
5.
Tahan
napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak
mungkin melalui mulut.
6.
Auskultasi
paru sebelum dan sesudah klien batuk.
7.
Ajarkan
klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi
yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak
kontraindikasi.
8.
Dorong
atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
|
2
|
Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
|
Pertukaran
gas efektif.
Kriteria
Hasil :
? Memperlihatkan frekuensi
pernapasan yang efektif.
? Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru. ? Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab. |
9.
Berikan
posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke
sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
10.
Observasi
fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan
tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
11.
Jelaskan
pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
12.
Jelaskan
pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps
paru-paru.
13.
Pertahankan
perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan
pernapasan lebih lambat dan dalam.
|
3
|
Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk,
dyspnea atau anoreksia
|
Kebutuhan
nutrisi adekuat
Kriteria
Hasil :
? Menyebutkan makanan mana yang
tinggi protein dan kalori
? Menu makanan yang disajikan habis ? Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema |
14.
Diskusikan
penyebab anoreksia, dispnea dan mual.
15.
Ajarkan
dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
16.
Tawarkan
makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).
17.
Pembatasan
cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.
18.
Atur
makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa
paling suka untuk memakannya.
19.
Konsul
dengan dokter/shli gizi bila klien
tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.
|
KESIMPULAN
:
TBC
merupakan suatu penyakit, yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh Mikobakterium Tuberklosa, Basil tuberkel ini
membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat
tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Penyakit ini memliki tanda dan gejala
sebagai berikut :
1.
TANDA
:
-
Penurunan
berat badan
-
Anoreksia
-
Dispneu
2.
GEJALA
:
a. GEJALA UMUM
- Mudah mengalami demam,dengan demam yang tidak
terlalu tinggi dan berlangsung lama.
-
Sering berkeringat pada malam hari.
-
Gampang terkena influenza dan bersifat hilang
timbul.
- Perasaan terasa lemah, lesu
- Turunnya berat badan dan kurang nafsu makan
- Batuk-batuk lebih dari 3
minggu dan kadang-kadang juga disertai dengan darah.
- Dahak bercampur darah.
- Sesak napas dan rasa nyeri dada
b. GEJALA KHUSUS
-
Tergantung dari organ tubuh mana yang
terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
-
Kalau ada cairan dirongga pleura
(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
-
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi
gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
-
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan
pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Penyakit
TBC juga menyerang secara cepat, dan mudah sekali menginfeksi pada orang yang
tidak mempunyai penyakit TBC. Penyakit TBC juga memerlukan waktu yang begitu
lama untuk pengobatannya karena, supaya memastikam bahwa seluruh kuman TBC
sebagian dari kuman mungkin akan mati pada saat memulai mnum obat, dan perlu
waktu lama untuk memastikan seluruhnya bahwa kuman tersebut telah musnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar